Selasa, 03 Juni 2014

Pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional

FLS2N, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Mohammad Nuh didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) ke-7 di Marina Convention Centre (MCC) Semarang.Pembukaan ajang lomba seni siswa terbesar nasional ini ditandai dengan pemukulan perkusi serta penerimaan boneka Maskot Jateng (Burung Kepodang) dari Gubernur Jateng, Senin malam 2 Juni 2014. Festival yang mengangkat tema "Kreasi Seni Membangun Karakter Siswa" diikuti sejumlah 2.872 siswa dari jenjang SD hingga SMK se Indonesia. 13 persen siswa SD, 24 persen SMP, 9 persen PKLK Dikdas, 21 persen SMA, 7 persen PKLK dikmen, 26 persen SMK. Mendikbud M Nuh dalam sambutannya menyampaikan FLS2N tidak sekadar memperkuat sisi estetika saja melainkan sisi logika dan etika karena ketiganya saling mendukung. Seni tidak bisa lepas dari sisi kebenaran dan kebaikan (logika dan estetika). Karena senin tidak hanya untuk seni tetapi bagian untuk mengekspresikan potensi yang dimiliki siswa. Kaitannya dengan kurikulum 2013 Mendikbud mengatakan "Selalu saya sampaikan dalam kurikulum 2013 meliputi fenomena alam, sosial budaya dan seni. Kami tak hanya membangun kebenaran, tetapi juga disertai kebaikan dan keindahan. Mudah-mudahan dari FLS2N ini akan lahir budayawan dan seniman muda," ujarnya. (Sgd/BPTIKP

Mendikbud RI Resmikan SMKN Jawa Tengah

BPTIKP-Semarang, Semarang, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Bapak M. Nuh hadir ke Balai Pengembangan Kejuruan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah di dampingi Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo untuk meresmikan berdirinya SMK Negeri Jawa Tengah. Dalam sambutannya suami dari drg. Laily Rachmawati itu menyampaikan bahwa berdasarkan data Bank Dunia, faktor penentu kesejahteraan ada tiga, yakni pendapatan per kapita , kesehatan dan pendidikan. Menurut pria yang lahir 55 tahun yang lalu mengatakan bahwa faktor pendidikan merupkan pengaruh utama terwujudnya kesejahteraan. Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Pendidikan menyerahkan bantuan berupa tiga unit peralatan sebesar Rp.440 juta. Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan,”dirintisnya SMK Negeri Jawa Tengah bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan. Harapannya, lima hingga sepuluh tahun ke depan akan lahir ahli ilmu terapan dari kalangan tidak mampu.” SMK Negeri Jawa Tengah dikhususkan bagi siswa miskin yang berprestasi . Tahun pertama sekolah ini menyediakan 168 kursi dalam tujuh kompetensi keahlian. Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Nur Hadi Amiyanto, M.Ed mengatakan,“Sekolah ini gratis, sehingga harus tepat sasasaran. Karena itu kami sangat ketat menyeleksi.”(Fjr/BPTIKP)

Minggu, 25 Mei 2014

Sejarah Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama)

Pada dekade 50 s.d 60 an Persatuan Guru Nahdlatul Ulama sudah ada sebagai organisasi massa di bawah panji Nahdlatul Ulama, seperti halnya Gerakan Pemuda Ansor, Fatayat NU, Muslimat NU dan lain-lain,dan pada waktu itu NU tampil sebagai Partai Politik. PERGUNU pada saat itu memiliki peran yang strategis di bidang pendidikan khususnya dalam pengembangan serta pembinaan tenaga guru di kalangan NU. Mulai tahun 1970 PERGUNU sudah tidak tampak aktivitasnya, disebabkan adanya politik monoloyalitas pada era Orde Baru, dan semua organisasi profesi pada saat itu satu persatu tidak berdaya dan akhirnya mati. Organisasi yang tidak loyal kepada pemerintah (Golkar) akan mendapatkan tekanan berat, bukan saja tekanan terhadap organisasi, tetapi para individu pemegang pimpinan akan diperlakukan diskriminatif oleh kekuatan zaman itu. Sebagai bukti rasa takut akan tekanan berat tersebut, kami sudah enam tahun lebih mencari tahu dan berusaha untuk menemukan dokumen autentik tentang PERGUNU pada akhir dekade 60 an dan awal dekade 70 an, siapa pengurusnya, di mana kantornya, dan dokumen penting lainnya, tidak/belum dapat kami temukan, sejak dari Cabang sampai dengan Pusat. Guru-guru NU akhirnya berserakan dan terpinggirkan tidak memiliki peran dalam percaturan pendidikan nasional, kalau toh ada itu bersifat lokal dan perorangan secara tidak terang-terangan atas nama NU. Pasca NU kembali ke KHITHOH 26 sampai sekarang PERGUNU tidak terdaftar sebagai Badan Otonom NU, akibatnya guru-guru NU tidak memiliki wadah organisasi untuk membina profesi dan memperjuangkan nasib guru NU, bahkan makin hari makin habis guru-guru NU yang berstatus sebagai pegawai negeri, karena pada era orde baru ada kekuatan yang mendiskriditkan para terdidik dari kalangan NU terutama dalam pengangkatan PNS, praktek diskriminatif itu masih kami rasakan sampai saat ini, karena para makelar-makelar yang sudah berpraktek puluhan tahun masih memiliki jaringa yang kuat dengan pihak-pihak yang memiliki kewenangan memproses pengangkatan PNS guru, akibatnya pada saat ini untuk mencari calon Kepala Kantor Depag atau calon Kepala Madrasah Negeri yang berstatus PNS dari NU sangat sulit.
Tanpa adanya tendensi apologetic, kenyataan dengan tidak tampilnya guru-guru NU dalam percaturan pendidikan secara sehat dan demokratis, bangsa ini makin hari makin jauh dari moral dan akhlak. Hal ini kita buktikan maraknya korupsi, manipulasi, KKN, pemerkosaan, narkoba, kejahatan seksual, tidak tegaknya keadilan karena hukum sudah menjadi kmomuditas bagi orang-orang elite, bahkan di mana-mana muncul gerakan-gerakan   yang mendorong ke arah disintregasi bangsa, yang tampaknya sulit untuk diselesaikan dan di perbaiki lagi. Reformasi bukan sebagai obat, tetapi kehidupan rakyat makin terpuruk, hutang makin membengkak dan mendorong penjualan aset negara  yang strategis. Kesemuanya itu terjadi akibat lemahnya sistim pendidikan nasional terutama rendahnya mutu dan martabat guru di tengah kehidupan masyarakat bangsa ini, dan bahkan negara ini terancam sebagai bangsa yang termiskin, terkorup dan terbodoh di dunia.
Pada saat-saat bangsa menghadapi krisis multidimensial, maka bangkit kembali organisasi profesi yang kami namakan PERSATUAN GURU NAHDLATUL ULAMA (PERGUNU) pada tanggal 31 Maret 2002 di Surabaya, suatu organisasi sebagai wadah bagi guru-guru NU yang tadinya bercerai-berai kami himpun kembali, dengan membangun paradigma baru yakni: PROFESIONALISME, dan Independent, artinya tidak berafiliasi kepada partai politik manapun, dan tidak melakukan politik praktis. Oleh karena itu PERGUNU tidak di benarkan ikut-ikut dalam dukung-mendukung calon dalam pemilihan Bupati, Wali Kota, Gubernur, maupun Presiden.
PERSATUAN GURU NAHDLATUL ULAMA (PERGUNU) adalah sebuah nama yang sudah di kenal oleh masyarakat Nahdliyin sejak dekade limapuluhan, dan dapat kita jelaskan sebagai berikut:
PERSATUAN :memiliki pengertian sama atau equivalent dengan Organisasi, Perkumpulan, Perhimpunan, Asosiasi.
GURU: mencakup semua sebutan bagi pendidik, misalnya ustadz, kyai, dosen, dan sebagainya. Sementara orang beranggapan, bahwa Dosen kurang tepat bila di sebut guru, tetapi bila orang mau melihat obyektif, bahwa di atas dosen ada gelar atau sebutan Guru Besar atau Maha Guru. Contoh lain: Tanggal: 25 Nopember adalah sebagai Hari Guru Nasional, maka sudah tidak di perlukan lagi adanya Hari Dosen Nasional, karena Hari Guru sudah inklud hari Dosen.
NAHDLATUL ULAMA: menggambarkan ciri dari organisasi ini, karena bertujuan untuk membangun generasi muda NU mendatang lebih berkualitas dan siap berkiprah di era global, sejajar dengan organisasi lain, dan seharusnya lebih hebat lagi.
Nama PERGUNU menurut istilah Bahasa Arab sudah jami’ mani’, artinya sebuah nama yang sudah mencakup semua substansi serta terbebas dari salah tafsir, sebab sudah jelas di bingkai dengan wadah Nahdlatul Ulama. Sebenarnya dinamakan apapun saja bukanlah suatu kesalahan, tetapi dengan nama PERGUNU, masyarakat khususnya masyarakat Nahdliyin cukup mudah mengenalnya dengan akrab, seperti bila kita menyebut Tuhan dengan “ALLAH”, lebih mudah dipahami di bandingkan dengan sebutan “ Ar Rohman atau Ar Rohim “, walaupun Ar Rohman dan Ar Rohim adalah Allah jua wujudnya. Penyebutan Nabi kita dengan “ Muhammad “ lebih mendunia dibandingkan dengan nama: “ Al Amin “ dan sebagainya.
Program kerja strategis PERGUNU:
  1. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk Wilayah dan Cabang di seluruh Indonesia dalam waktu yang cepat.
  2. Mengkritisi serta advokasi kebijaksanaan pendidikan yang ada untuk lebih disempurnakan serta terhindar dari hambatan yang berarti.
  3. Mengadakan pendidikan dan pelatihan guru.
  4. Mengadakan penelitian dan pengembangan baik untuk kepentingan menyangkut keguruan maupun organisasi secara keseluruhan.
  5. Mengadakan kerjasama lintas sektoral, baik pemerintah maupun badan swasta yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan peningkatan profesi guru.
  6. Peningkatan peranan perempuan, karena perempuan sangat tepat bila menjadi guru.

Tempat Pendaftaran PERGUNU 

Awali Gemar Membaca dari Dalam Rumah!

Kerugian besar tidak dapat dihindari, jika anak-anak dibesarkan di rumah yang tanpa buku, dan tanpa orangtua yang suka membaca. Kerugian semakin besar karena kebanyakan kecintaan membaca hanya bisa diajarkan oleh orangtua dan semua berawal dari rumah!
Dari pengamatan, kegiatan membaca akan memudahkan pengembangan konsentrasi lisan karena anak sering menerima masukan informasi lisan dari buku yang dibacanya. Melalui membaca, anak-anak akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang luas sehingga mereka bisa mengikuti dan menikmati suatu diskusi dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak suka membaca. Mereka lebih mudah mengolah informasi baru, mempunyai lebih banyak tambahan ide, dan lebih cepat melihat kepelikan yang ada.
Selain itu, karena mereka mempunyai kosa kata yang banyak dan beragam, mereka akan mudah menulis dengan baik dan mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Yang lebih menggembirakan, anak yang gemar membaca akan mampu mengatasi masalah pribadi dan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk meraih kehidupan yang sukses.



Membaca itu Menyenangkan, Asal...
Anda kesulitan menciptakan rumah gemar membaca? Simak tip berikut ini:
• Pertama yang harus diingat adalah tidak memaksa anak-anak membaca banyak bacaan.
• Biarkanlah mereka membaca sedikit di rumah pada awalnya, daripada mereka membaca banyak hanya karena kita memaksanya.
• Anak mencontoh perilaku yang ditunjukkan orang-orang terdekatnya. Maka cara mudah untuk menumbuhkan minat baca anak adalah sering-seringlah Anda membaca dalam keseharian. Tunjukkan pada anak bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang mengasyikkan, terutama bagi kedua orangtuanya!
• Bacakan cerita untuk anak. Namun sebelum membaca pahami terlebih dahulu isi buku yang Anda baca disertai dengan improvisasi saat menyampaikannya pada anak.
• Untuk mempersiapkan anak berusia 3-4 tahun (usia prasekolah) menjadi seorang pembaca yang andal adalah dengan membacakan cerita setiap saat. Hal ini akan menghindarinya mendapat kesulitan belajar di sekolah.
• Ketika sedang berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah, tiap kali melewati plang nama jalan atau spanduk warna-warni yang menarik perhatiannya, ajak anak untuk membaca kata-kata di dalamnya.
• Berikanlah anak-anak bahan bacaan yang mudah untuk dinikmati dan menyenangkan Biarkanlah anak-anak membaca buku-buku yang membuat mereka merasa bahwa mereka adalah pembaca yang baik dengan menanyakan pendapat mereka tentang buku yang mereka baca. Jika Anda sudah mengetahui, buku-buku macam apa yang mereka sukai dan mengasyikkan bagi mereka, berusahalah untuk mencari dan memberikannya kepada mereka.
• Berikan anak buku dan majalah yang penuh dengan gambar-gambar yang menarik Biarkan ia membolak-balik buku-buku atau majalah tersebut. Sekali-kali, cobalah memintanya memilih buku/majalah sendiri untuk mengetahui minatnya
• Biarkan anak membaca komik, majalah ataupun koran -sesuai dengan usia anak. Janganlah berpikir bahwa ketiga jenis bacaan tersebut bacaan yang buruk atau tidak bermutu. Untuk anak yang minat bacanya rendah atau kemampuan membacanya rendah, bacaan tersebut memiliki beberapa kelebihan, yaitu: komik memiliki karakter, garis cerita, jenis bahasa, dan nada yang sama. Sedangkan, majalah dan koran memiliki artikel dan cerita pendek yang dapat dibaca dalam waktu yang singkat oleh orang yang tidak suka membaca. Di samping itu, ada gambar yang bisa membantunya menerka arti kata yang tidak ia mengerti. Selanjutnya sedikit demi sedikit mulailah untuk menggerakkan minat anak untuk membaca jenis bacaaan lainnya. DB


Pentingnya Perpustakaan Rumah
Orangtua harus menciptakan rumah sebagai tempat yang menyenangkan. Salah satu hal yang mungkin terjadi yaitu rumah Anda akan berantakan karena bisa jadi buku-buku akan tercecer di mana-mana. Selain itu, kesenangan membaca akan membutuhkan banyak biaya sehingga orangtua harus siap mengeluarkan sejumlah uang untuk pembelian buku-buku atau bahan bacaan lainnya.
Walaupun saat ini mulai tersedia perpustakaan baik di kantor, institusi pendidikan, kafe atau beberapa tempat publik lainnya, namun penyediaan sebuah perpustakaan di dalam rumah sendiri cukuplah penting. Mengapa demikian ? Berikut alasannya :
1. Perpustakaan di dalam rumah dapat menciptakan suasana belajar dan gemar membaca
2. Menggugah minat baca dan belajar bagi orang yg tinggal didalamnya
3. Kita dapat menikmati bacaan dengan lebih nyaman dan bebas karena berada di dalam rumah sendiri. DB



Disain Perpustakaan Rumah
Sedangkan untuk disainnya sendiri disarankan sebagai berikut :
1. Bentuk dan lokasi harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni rumah
2. Cukup cahaya dan sirkulasi udara dan jauh dari kebisingan sehingga tidak mengganggu dan menyehatkan penggunanya
3. Gunakan disain tata ruang yang menarik agar tidak terkesan membosankan
4. Ruang sebaiknya jauh dari tempat-tempat lembab karena dikuatirkan dapat merusak koleksi yang dimiliki
5. Gunakan rak buku sesuai ukuran koleksi dan tema buku
6. Gunakan penomoran klasifikasi dan nomor induk bila perlu
7. Agar perpustakaan lebih nyaman lagi, bisa juga ditambahkan meja baca atau sofa Penambahan beberapa aksesoris atau pot tanaman serta adanya alunan musik akan semakin mempercantik ruang dan suasana perpustakaan rumah Anda
Apakah di rumah Anda sudah memiliki Perpustakaan pribadi ? Jika belum , mengapa tidak mencobanya?
Dr. Dono Baswardono, Graph, Psych, AISEC, MA, Ph.D – Marriage & Family Therapist

BAGAIMANA CARA MENYEMAIKAN KARAKTER DI RUMAH

 Pendidikan karakter terstruktur masih belum berkembang, walau kini sebagian sekolah sudah berusaha menanamkan nilai-nilai integritas, rasa hormat, tanggung jawab, keadilan, kejujuran, peduli, dan kewargaan pada siswa mereka untuk memperkuat struktur sosial sekolah dan masyarakat . Meskipun bukan tanpa kritik, upaya untuk memperkuat karakter anak-anak melalui program berbasis sekolah disambut oleh orangtua yang ingin anaknya dididik dalam budaya rasa hormat, integritas, dan pengendalian diri. Pengembangan karakter anak-anak tentu tidak dapat berasal dari kelas saja. Kualitas karakter berkembang melalui interaksi pengaruh keluarga, sekolah, tempat ibadah, dan masyarakat, dengan temperamen, pengalaman, dan pilihan-pilihan anak. Apa yang bisa orangtua lakukan untuk mendorong perkembangan kualitas karakter yang baik pada diri anak mereka? Kita memiliki banyak kesempatan dan sarana untuk tugas penting ini. Dengan menggunakannya akan memberi kita sukacita dan kepuasan melihat anak kita tumbuh menjadi orang yang memiliki integritas, belas kasih, dan karakter. Belajar Sosial - Sebuah Budaya Keluarga Karakter Orangtua yang menunjukkan kualitas karakter yang baik menyampaikan nilai-nilai mereka dengan meneladankan pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan yang penting untuk menjadi orang dengan karakter yang baik. Apakah kita jujur, dapat dipercaya, adil, penuh kasih, hormat, terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial (demi kepentingan yang lebih besar daripada diri sendiri)? Bagaimana anak-anak mengetahui hal ini? Mereka melihatnya dalam tindakan dan pilihan kita sehari-hari. Mereka melihat bahwa itu membawa rasa sukacita, kepuasan, dan kedamaian pada kehidupan keluarga mereka. Anak-anak juga belajar bahwa ketika mereka melanggar etika pembimbing ini, orangtua akan menerapkan konsekuensi dengan adil dan bermartabat. Dalam buku-bukunya tentang perkembangan moral pada anak-anak, Michelle Borba mengajarkan bahwa langkah pertama adalah empati. Empati adalah kondisi yang diperlukan dalam hubungan orangtua-anak yang memungkinkan kita untuk mengajar semua nilai karakter untuk anak-anak kita. Ketika anak-anak merasa bahwa kita mengerti dan peduli terhadap mereka secara mendalam, mereka akan memiliki motivasi intrinsik untuk belajar kasih dan karakter yang kita tunjukkan. Instruksi Langsung – Momen-momen untuk Membangun Karakter Strategi pendisiplinan adalah alat penting yang memanfaatkan momen-momen tertentu untuk membangun karakter. Kita musti selalu menjelaskan mengapa perilakunya salah pada saat kita mengoreksi anak kita. Biasakan mengidentifikasi dalam pikiran Anda sendiri nilai yang ingin Anda ajarkan kepada anak berdasarkan perilaku tertentu. Pilih satu konsekuensi yang sesuai untuk mengajarkan nilai tersebut. Salah satu konsekuensi alamiah yang dapat kita gunakan adalah untuk 'menebus kesalahan'. Sebagai contoh, ketidakjujuran dapat diatasi jika kita mengaku dan bertanggung jawab. Kadang-kadang permintaan maaf kepada orang yang bersalah sudah cukup; pada saat lain kita harus mengambil tindakan untuk meluruskan tindakan yang keliru tadi. Instruksi langsung dan singkat tentang mengapa kita memiliki aturan keluarga dan nilai-nilai dasar yang kita pegang erat akan membantu anak belajar dari berbagai konsekuensi dan disiplin.
Mendongeng - Belajar Sifat-sifat Karakter dari Sastra dan Kehidupan Orangtua dan guru sudah menggunakan cerita untuk mengajarkan moral jauh sebelum buku ditemukan. Dan sampai kini kita masih melakukannya. Ketika kita menceritakan kisah-kisah hidup kita dan dunia di sekitar kita, kita menyampaikan kebajikan dan etika kepada anak-anak kita. Berdiskusi tentang cerita yang kita lihat di TV juga merupakan kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai tersebut. Mendengarkan dan menanggapi cerita anak tentang sekolah dan teman sebayanya akan membantu mereka memikirkan apa yang tepat untuk dilakukan. Berhati-hatilah, karena anak-anak juga mendengarkan apa-apa yang kita ucapkan kepada orang dewasa lain; melalui percakapan tersebut kita mengajarkan nilai-nilai kita yang menuntun seluruh aspek kehidupan kita. Literatur anak-anak penuh dengan buku-buku hebat yang menggambarkan nilai-nilai luhur. Buku yang luar biasa akan menyentuh jiwa anak dan mengajarkan nilai-nilai tertentu tanpa instruksi atau interpretasi orangtua. Selain itu, berbagi cerita kehidupan nyata dari berita dan internet dengan anak-anak akan kita mengilhami kita semua untuk mengejar nilai-nilai kita dalam kehidupan sehari-hari. Belajar Lewat Pengalaman – Memraktekkan Sifat-sifat Karakter Kita tahu dari model-model pendidikan bahwa kita harus memraktekkan apa yang kita pelajari agar terbiasa. Kita bisa belajar dengan mendalam jika kita melihat dan belajar langsung pada saat kita mendengarnya. Tapi, kita harus melakukannya dan merasakannya untuk mengetahui arti sebenarnya dari karakter di dalam diri kita. Kita dapat menggunakan kesempatan-kesempatan pengambilan keputusan untuk membantu anak kita mengambil tindakan etis dan melihat hasil-hasil positifnya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kita juga dapat menemukan kesempatan untuk terlibat dalam aksi sosial dan masyarakat yang dapat diakses untuk anak-anak kita. Temukan beragam cara bagi anak-anak Anda untuk belajar altruisme melalui perbuatan baik. DB Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D – Marriage & Family Therapist, Pendiri “School For Champions” – summer camp pendidikan karakter di Gunung Kawi, Malang.