Ilmu Tajwid tidak bisa dilepaskan keberadaannya dari ilmu
Qiraat. Keberagaman cara membaca lafazh-lafazh Al Qur’an merupakan dasar
bagi kaidah-kaidah dalam Ilmu Tajwid. Ilmu qiraat adalah ilmu yang
membahas bermacam-macam bacaan (qiraat) yang diterima dari Nabi
Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam dan menjelaskan sanad serta penerimaannya
dari Nabi Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam. Dalam ilmu ini, diungkapkan
qiraat yang shahih serta tidak shahih seraya menisbatkan setiap wajah
bacaannya kepada seorang imam qiraat.
Asal mula terjadinya perbedaan ini adalah karena bangsa Arab dahulu memiliki berbagai dialek bahasa (lahjah)
yang berbeda antara satu kabilah dengan kabilah lainnya. Dan al qur’an
yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’aalaa kepada Rasulnya Shallallaahu
‘Alayhi Wa Sallam menjadi semakin sempurna kemu’jizatannya karena ia
mampu menampung berbagai macam dialek tersebut sehingga tiap kabilah
dapat membaca, menghafal, dan memahami wahyu Allah.[2]
Qiraat yang bermacam-macam ini telah mantap pada masa Rasulullah
Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam dan beliau mengajarkannya kepada para
shahabat radliallaahu ‘anhum sebagaimana beliau menerimanya dari Jibril
‘Alayhissalaam. Kemudian pada masa shahabat muncul para ahli qiraat Al
qur’an yang menjadi panutan masyarakat. Yang termahsyur diantara mereka
antara lain Ubay bin Ka’b, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘ali bin Abi Thalib,
‘Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit dan Abu Musa Al Asy’ari
radliallaahu ‘anhum. Mereka lah yang menjadi sumber bacaan bagi sebagian
besar shahabat dan tabi’in.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, perbedaan qiraat ini menghadapi
masalah yang serius karena munculnya banyak versi bacaan yang semuanya
mengaku bersumber dari Nabi Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam. Untuk itu
dilakukanlah penelitian dan pengujian oleh para pakar qira’at dengan
menggunakan kaidah dan kriteria dari segi sanad, rasm ‘utsmani, dan tata
bahasa arab.
Setelah melalui upaya yang keras serta penelitian dan pengujian yang
mendalam terhadap berbagai qira’at Al qur’an yang banyak beredar
tersebut, ternyata yang memenuhi syarat mutawatir[3], menurut
kesepakatan para ulama ada tujuh qiraat. Tujuh qira’at ini selanjutnya
dikenal dengan sebutan qira’ah sab’ah (bacaan yang tujuh)
Qiraat sab’ah ini masing masih dibawa dan dipopulerkan oleh seorang
imam qira’at, sehingga seluruhnya berjumlah tujuh orang imam qiraat.
Sebagai penghargaan dan agar mudah diingat, nama-nama mereka selanjutnya
diabadikan pada qiraahnya masing-masing (contohnya : Qiraat ‘ashim,
Qira’at Nafi’dan seterusnya). Patut dipahami, hal ini bukan berarti
bahwa merekalah yang menciptajan qiraat sendiri, namun qiraat yang
mereka anut dan gunakan tetap bersumber dari rasulullah Shallallaahu
‘Alayhi Wa Sallam yang diperolehnya secara talaqqi dari
generasi-generasi sebelumya.
Berikut nama Imam qiraat sab’ah dan para perawi yang mahsyur meriwayatkan qiraat darinya[4] :
- ‘Abdullah bin Amir Al Yahsabi (Imam Ibnu ‘Amir)
Beliau mengambil qiraat dari ‘Utsman bin ‘Affan radliyallaahu ‘anhu dan ‘Utsman mengambilnya dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam. Para perawinya antara lain : Hisyam bin ‘Ammar Ad Dimasyqi (Hisyam) serta Abu ‘Amir “abdullah bin Ahmad Bin Basyir bin Zakwan Ad Dimasyqi (Ibnu Zakwan) - Abu Ma’bad ‘Abdullah bin Katsir Al Makki (Imam Ibnu Katsir)
Beliau mengambil qiraat dari Ubay bin Ka’b dan ‘Umar bin Khattab radliyallaahu ‘anhuma dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam melalui ‘Abdullah bin Sa’id Al Makhzumi. Para perawinya yang terkenal antara lain Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Abu Bazzah (Al Bazzi) serta muhammad bin ‘Abdurrahman bin Muhammad Al Makhzumi (Qunbul) - Abu Bakr ‘Ashim bin Abin Nujud Al Asadi (Imam ‘Ashim)
Beliau mengambil qiraat dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ‘Utsman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, ‘Ubay bin Ka’b, dan Zaid bin Tsabit radliyallaahu ‘anhum dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam melalui Abu Abdurrahman bin Hubaib As Sulami. Para perawinya yang terkenal antara lain Abu Bakr Syu’bah bin ‘Ayyasy bin Salim Al Asadi (Syu’bah) dan Abu ‘Amr Hafs bin Sulaiman bin Al Mughirah (Hafs) - Zabban bin al ‘Ala bin ‘ammar (Imam Abu Amr)
Beliau mengambil qiraat dari ‘Umar bin Khattab dan ‘Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhuma melalui Abu Ja’far Yazid bin Al Qa’qa dan Hasan Al Bashri. Hasan Al Bashri mengambil qiraat dari Haththan dan Abul ‘Aliyyah, Abul ‘Aliyyah dari Umar bin Khattab dan ‘Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhuma dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam. Para perawinya yang terkenal antara Abu ‘Umar Hafs bin ‘Umar (Ad Duri) dan Abu Syu’aib shalih bin Zaiyad As Susi (As Susi) - Nafi’ bin Abdurrahman bin Abu Nu’aim Al Laitsi (Imam Nafi’)
Beliau mengambil qiraat dari banyak guru, diantaranya ‘Abdurrahman bin Hurmuz yang mengambil qirat dari ‘Abdullah bin Abbas dan Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhuma yang mengambil qiraah dari Ubay bin Ka’b radliyallaahu’anhu. ‘Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam. Para perawinya yang terkenal antara lain Abu Musa ‘Isa bin Mina (Qalun) dan “utsman bin Sa’id Al Mishri (Warsy) - Hamzah bin Hubaib Az Zayat (Imam Hamzah)
Beliau mengambil qiraat dari ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ‘anhu melalui Abu Muhammad bin Sulaiman bin Mahran Al ‘Amasyi yangmengambil qiraat dari Abu Muhammad Yahya Al Asdi dari Alqamah bin Qais. Alqamah bin Qais talaqqi dari Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi Wa Sallam. Para perawinya yang terkenal antara Abu Muhammad Khalaf bin Hisayam Al Bazzaz (Khalaf) dan Abi ‘Isa Khallad bin Khalid As Sairafi (Khallad) - Abul Hasan ‘Ali bin Hamzah Al Kisa’i (Imam Al Kisa-i)
Beliau mengambil qiraat dari Imam Hamzah dan juga talaqqi kepada Muhammad bin Abu Laili dan ‘Isa bin ‘Umar. Sementara ‘Isa Bin ‘Umar mengambil qiraat dari Imam ‘Ashim. Para perawi Imam Al Kisa-i yang terkenal antara lain Al Lais bin Khalid Al Baghdadi (abu Harits) serta Abu ‘Umar Hafsh bin ‘Umar (ad Duri al Kisa-i)
Maraji’ :
Ensiklopedi Islam
Diambil dari Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Ustadz Acep Iim A.
Kaidah Qiraat Tujuh
Metode Asy Syafi’i, Abu Ya’la Kurnaedi Lc., dan Nizar Sa’ad Jabal Lc., M.Pd.
0 komentar:
Posting Komentar