Selasa, 28 Agustus 2012

Intisari kitab Ta'lim Muta'allim tentang Niat dan Wara'

Niat Dalam Menuntut Ilmu




  • Niat menuntut ilmu haruslah salah satu dari beberapa hal berikut: 1. ikhlas mengharap ridho Allah semata, 2. mencari kebahagiaan di alam akhirat (masuk surga), 3. menghidupkan agama, 4. menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan orang lain, dan 5. demi melestarikan islam.
  • Orang yang tekun beribadah namun bodoh (maksudnya: beribadah tapi tanpa tahu ilmunya yang benar, hanya berdasarkan dugaan dan melihat lalu mengikut kepada orang yang juga tak dikenal kealimannya) lebih berbahaya daripada orang alim tapi durhaka (maksudnya tidak mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya). Kedua macam orang ini adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak layak dijadikan panutan.
  • Janganlah pernah tebersit niat ketika menuntut ilmu itu agar dihormati orang-orang, atau untuk mendapatkan harta benda dunia (mengharap orang-orang hormat padanya lalu memberi hadiah padanya), atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat dna penguasa atau lainnya.
  • Barangsiapa yang telah menikmati lezatnya ilmu (adalah “lezat” mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui) dan nikmatnya mengamalkan ilmu, tentu ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
  • Tapi boleh juga berniat dalam menuntut ilmu agar ia mendapatkan kedudukan di masyarakat yang (dengan syarat) dengan kedudukan tadi kelak bisa ia gunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Allah.
  • Para ulama haruslah menghindari hal-hal yang dapat merendahkan derajatnya (muruah). Ia harus tawadu, dan tidak tamak terhadap harta dunia.
  • Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun bersikap tawadhu. Hal itu agar ilmu dan agama tidak dilecehkan oleh orang-orang. (tawadhu/tidak bermewah-mewah boleh, tapi jangan sampai harus berpakaian atau bersikap yang memprihatinkan hingga dihinakan orang-orang). 



  • Wara'


  • Bersikaplah wara (menjaga dari hal hal yang tidak jelas halalnya).
  • Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang tidak berlaku wara ketika belajar ilmu maka dia akan diuji oleh Allah dengan salah satu dari tiga hal; mati muda, tinggal bersama-sama orang yang bodoh atau diuji menjadi pelayan pemerintah.
  • Termasuk sifat wara adalah menghindari rasa kenyang perut, banyak tidur, dan banyak bicara yang tidak berguna.
  • Jangan suka makan makanan di pasar karena sedikit berkahnya lantaran orang miskin menginginkannya namun tidak bisa membelinya.
  • Para ulama salaf diberi keluasan ilmu berkah dari bersikap wara.
  • Jauhilah menggunjing dan berkumpul dengan orang yang banyak bicara.
  • Orang yang banyak bicara telah mencuri umurmu dan membuang waktumu.
  • Termasuk sifat wara lagi adalah: menyingkir dari orang yang suka berbuat kerusakan dan maksiat, dari orang yang suka menganggur. Karena kita bisa terpengaruh.
  • Hadaplah kiblat ketika belajar.
  • Jangan pernah meremehkan hal-hal adab sopan santun dan -hal yang disunnahkan.
  • Orang yang terbiasa meremehkan akhlak bisa meremehkan hal-hal yang sunnah dan itu bisa membawa kepada meremehkan hal-hal yang wajib. Sedangkan meremehkan ibadah wajib tentu terhalang dari perkara-perkara akhirat.
  • Seorang santri harus memperbanyak salat dan khusyuk di dalamnya. Karena itu membantu memperoleh ilmu dan dalam belajar.
  • Jagalah perintah dan larangan Allah, kerjakanlah salat, tuntutlah ilmu agama, dan giatlah dalam memohon pertolongan melalui amalan yang baik, niscaya kamu akan menjadi ahli ilmu agama.
  • Bawalah buku kemana saja untuk dipelajari. Dan catatlah apa yang kau dengar dari gurumu.
  • 0 komentar:

    Posting Komentar