Demak ~ Banser Demak menolak rencana kedatangan Habib Riziq di Demak. Sedianya, pada 8 Mei 2014 mendatang, yang bersangkutan dijadwalkan mengisi pengajian di daerah Kecamatan Bonang.
Komandan Banser Demak Mustain menegaskan, penolakan tersebut dilakukan karena beberapa alasan. Salah satunya, Demak merupakan basis ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) yang mayoritas masyarakatnya warga Nahdlatul Ulama (NU).
”Habib Riziq juga pernah menghina Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). Selain itu, setiap pengajian yang disampaikan Habib Riziq diduga cenderung provokatif, sehingga rawan memicu konflik horizontal di tengah masyarakat,” ungkap Mustain (26/4/2014).
Menurut Mustain, jika Habib Riziq masih nekat mendatangi pengajian di Bonang, maka Banser siap menghadang, seperti yang pernah dilakukan beberapa tahun lalu. ”Kalau tetap datang ke tempat acara pengajian, maka akan kita hadang di tengah jalan.”
Sementara itu, sebelumnya Banser bersama warga Desa Kedondong, Kecamatan Demak Kota, juga menolak pengajian yang digelar aktivis Majlis Tafsir Alquran (MTA). Agar tidak terjadi salah paham di antara warga, akhirnya pengajian tersebut dibatalkan.
Mustain menegaskan, berdasar kesepakatan sebelumnya, tokoh MTA Supardi dan Wagiman berjanji tidak akan menggelar pengajian. Namun, mereka tetap nekat melakukan. ”Sudah dua kali ini mereka nekat melanggar kesepakatan. Warga Kedondong juga sudah mengingatkan supaya MTA tidak ada pengajian di kampung itu. Apalagi, mereka mendatangkan mubalig dari luar daerah. Akibatnya warga sempat emosi dan tetap menolak MTA,” katanya.
Kapolres Demak AKBP Raden Setijo Nugroho menjelaskan, Demak memiliki kearifan lokal sehingga perlu dihargai sebagaimana zaman Walisongo. ”Kita berikan pembinaan supaya suasana tetap kondusif,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar